BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Rabu, 28 Desember 2011

Tugas Profesi Akuntansi 3

1. Mengapa suatu profesi perlu etika? Jelaskan pendapat saudara!
Jawab:
Karena kata etik atau etika berasal dari bahasa yunani yaitu ethos yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimilki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik. Kelompok profesional merupakan kelompok yang berkeahlian dan berkemahiran yang diperoleh melalui proses pendidikan dan pelatihan yang berkualitas dan berstandar tinggi yang dalam menerapkan semua keahlian dan kemahirannya yang tinggi itu hanya dapat dikontrol dan dinilai dari dalam oleh rekan sejawat, sesama profesi sendiri. Kehadiran organisasi profesi dengan perangkat “built-in mechanism” berupa kode etik profesi dalam hal ini jelas akan diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan di sisi lain melindungi masyarakat dari segala bentuk.

2. Apa yang anda ketahui tentang IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia)? Jelaskan!
Jawab:
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam bahasa inggris biasa disebut Indonesian Institute of Accountants adalah organisasi profesi akuntan di Indonesia. Kantor sekretariatnya terletak di Graha Akuntan, Menteng, Jakarta.
Keanggotaan IAI dapat dibagi menjadi :
a. Anggota Individu
b. Anggota Asosiasi
c. Anggota Perusahaan
d. Anggota Junior
Kegiatan IAI yaitu :
a. Penyusunan Standar Akuntansi Keuangan
b. Penyelenggaraan Ujian Sertifikasi Akuntan Manajemen
c. Penyelenggaraan Pendidikan Professional Berkelanjutan
Kerjasama internasional :
Pada skala internasional, IAI aktif dalam keanggotaan International Federation of Accountants (IFAC) sejak tahun 1997. Di tingkat ASEAN IAI menjadi anggota pendiri ASEAN Federation of Accountants (AFA). Keaktifan IAI di AFA pada periode 2006-2007 semakin penting dengan terpilihnya IAI menjadi Presiden dan Sekjen AFA. Selain kerjasama yang bersifat multilateral, kerjasama yang bersifat bilateral juga telah dijalin oleh IAI diantaranya dengan Malaysian Institute of Accountants (MIA) dan Certified Public Accountant (CPA).

Senin, 28 November 2011

Tugas Etika Profesi Akuntansi 2

1. Bagaimana pendapat saudara tentang pernyataan kompetisi lambang ketamakan?
Jawab :
kompetisi adalah aktivitas mencapai tujuan dengan cara mengalahkan orang lain atau kelompok. Individu atau kelompok memilih untuk bekerja sama atau berkompetisi tergantung dari struktur reward dalam suatu situasi. Kompetisi juga diartikan saling mengatasi dan berjuang antara dua individu, atau antara beberapa kelompok untuk memperebutkan objek yang sama. Menurut saya tentang kompetisi lambang ketamakan yaitu pada dasarnya kompetisi adalah usaha untuk memperebutkan sesuatu yang banyak orang inginkan, ketamakan dapat diartikan bahwa dengan kompetisi maka seseorang akan menjadi lebih percaya diri untuk memenangkan kompetisi itu dan menghalalkan berbagai cara untuk memenangkan kompetisi tersebut. Namun hal ini sangat tidak dibenarkan karena tidak sesuai dengan moral yang ada di Indonesia.

2. Berilah contoh penerapan moral dalam Dunia bisnis di era pasar bebas saat ini !
Jawab :
a. Melakukan persaingan bisnis secara sehat
b. Jujur dalam melakukan bisnis
c. Konsekuen dan konsisten dalam berbisnis
d. Menerapkan konsep “Pembangunan Berkelanjutan”
e. Jauhkan sifat dengki dalam mulai berbisnis

3. Sebutkan contoh dari situasi benturan kepentingan dalam dunia bisnis min. 4 dari 8 katagori ?
Jawab :
a. Segala hubungan bisnis atas nama perusahaan dengan personal yang masih ada hubungan keluarga (family) atau dengan perusahaan yang dikontrol oleh personal tersebut.
Contoh:
Seorang karyawan di suatu perusahaan memasukkan anggota keluarganya untuk dapat menempati suatu posisi di perusahaan tersebut tanpa harus melewati tahapan recruitment seperti para pencari kerja lainnya.
b. Segala konsultasi atau hubungan lain yang signifikan dengan atau berkeinginan mengambil andil di dalam aktivitas pemasok, pelanggan atau pesaing (competitor).
Contoh:
Seorang karyawan disebuah perusahaan memeliki usaha dibidang penyedian bahan baku, dan kemudian karyawan tersebut berusaha menggantikan aktifitas pemasok lain dengan memasukkan pasokan bahan baku dari usaha yang dia miliki tersebut ke perusahaan tempat dia bekerja.
c. Segala kepentingan pribadi yang berhubungan dengan kepentingan perusahaan.
Contoh:
Ketika seorang karyawan mendapatkan tugas keluar kota dari perusahaan tempat dia berkerja dia memanfaatkan sebagian dari waktu tersebut untuk sekalian berlibur dengan anggota keluarganya.
d. Segala penggunaan pribadi maupun berbagai atas informasi rahasia perusahaan demi suatu keuntungan pribadi, seperti anjuran untuk membeli atau menjual barang milik perusahaan atau produk, yang didasarkan atas informasi rahasia tersebut
Contoh:
Seorang karyawan disuatu perusahaan memberikan atau membocorkan rahasia perusahaan kepada temannya yang berkerja disuatu perusahaan yang bergerak dibidang usaha yang sama.
e. Segala posisi dimana karyawan dan pimpinan perusahaan mempunyai pengaruh atau control terhadap evaluasi hasil pekerjaan atau kompensasi dari personal yang masih ada hubungan keluarga
Contoh:
Seorang manajer memberikan evaluasi hasil kerja yang baik terhadap anggota keluarganya yang bekerja di perusahaan itu juga, padahal kinerja dari anggota keluarganya itu tidak sesuai dengan hasil laporan yang dilaporkan oleh manajer tersebut.

Jumat, 28 Oktober 2011

Tugas Etika Profesi Akuntansi 1

1. Tiga contoh teori etika :
a. Etika Deontologi
Yaitu etika yang menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Kata Yunani deon merujuk pada keniscayaan ayau keharusan atau kewajiiban. Secara etimologis, deontologi berarti ilmu atau teori tentang kewajiban. Aturan-aturan hukum dan norma keagamaan sebagai norma etika khusus juga sekaligus norma etika deontologis. Pada tataran deontologis bisa dikatakan bahwa suatu itu wajib diikuti atau harus dilakukan karena dikehendaki oleh Sang Pencipta (norma agama) atau karena disadari sebagai wajib (norma hukum).
b. Etika Deskriptif
Secara estimologis, istilah ini mengisyaratkan bahwa pada dasarnya etika deskriptif menggambarkan atau melukiskan realitas moral atau tingkah laku serta tindakan manusia apa adanya atau sebagaimana adanya tingkah dan tindakan tersebut.
c. Etika Normatif
Etika normatif membuat prinsip etis menjadi masuk akal dan operasional sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Pada tataran ilmu, etika normatif dapat dikelompokan dalam dua jenis, yakni etika umum atau norma moral yang berlau bagi semua orang dimanapun mereka berada dan etika khusus atau norma moral yang hanya berlaku disuatu tempat atau untuk suatu lingkup tertentu saja.
2. Contoh etika umum yang berlaku di masyarakat :
a. Saling tolong-menolong sesama manusia.
b. Saling hormat-menghormati sesama manusia.
c. Ikut melaksanakan kerja bakti dilingkungan sekitar.
d. Menjaga sopan-santun dalam bergaul dilingkungan masyarakat.
e. Tidak saling menghina sesama makhluk ciptaan Tuhan.


3. Pendapat saya tentang paham hedonisme :
Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan. Hedonisme merupakan ajaran atau pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup dan tindakan manusia. Seperti halnya dalam gaya hidup anak muda jaman sekarang yang tidak mau susah, meraka hanya ingin bersenang-senang dan menghamburkan uang orang tuanya, dan dengan kesenangan yang tidak putus-putus maka mereka akan merasakan indahnya hidup.

Sabtu, 30 April 2011

Pendidikan di Amerika
Negara serikat atau federal yang dipilih Amerika Serikat (AS) juga tercermin dari sistem pendidikannya yang menganut desentralisasi melalui negara-negara bagian (states).
Penanggung jawab utama semua urusan pendidikan adalah departemen pendidikan yang berkedudukan di Washington. Sedang urusan sehari-hari diserahkan penuh pada tiap negara bagian.

Mirip dengan di Indonesia, selain pemerintah, swasta dan organisasi keagamaan juga diperkenankan mendirikan sekolah-sekolah. Jenjang sekolah yang mereka dirikan bervariasi dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Sekolah-sekolah swasta ini juga diperbolehkan menggunakan sistem pendidikan yang berbeda dengan yang digunakan negara bagian bersangkutan. Boarding school (sekolah asrama) adalah contoh jenis sekolah yang dibuka oleh swasta atau organisasi keagamaan.
Khusus mengenai pendidikan tinggi, pendidikan tinggi di AS dapat dibedakan menjadi College dan University. College umumnya –dengan beberapa perkecualian- lebih berfokus menyelenggarakan pendidikan program sarjana (undergraduate), sedangkan university menyelenggarakan baik sarjana (undergraduate) dan pasca sarjana (graduate). Di university istilah college menjadi mirip dengan fakultas. Sebagai contoh, di university akan kita temukan College of Engineering (Fakultas Teknik) atau College of Economics (Fakultas Ekonomi).
Meskipun demikian, seperti telah disebutkan sebelumnya, college di university ini hanya mengurusi program sarjana (undergraduate). Jadi jika ada calon mahasiswa asal Indonesia ingin mendaftar program Master Teknik Pertambangan, dia mesti berhubungan dengan Graduate College (Program Pasca Sarjana). Graduate college ini kemudian akan meneruskan lamaran ke Department of Mining Engineering yang selanjutnya akan dikembalikan lagi ke Graduate College untuk diputuskan apakah calon mahasiswa itu diterima atau tidak. Jika akhirnya diterima, mahasiswa tersebut akan terdaftar secara administratif di Graduate College dan secara akademis di Department of Mining Engineering.
Untuk program pasca sarjana, tidak semua universitas menawarkan program doktor. Beberapa diantaranya hanya menawarkan hingga jenjang master, terutama jika program itu ditujukan untuk mendidik lulusannya sebagai praktisi yang siap di dunia kerja. Program master ini juga ada 2 macam. Master terminal dan master berkelanjutan.
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, master terminal adalah program untuk menyiapkan lulusannya sebagai praktisi. Setelah selesai pendidikan, dia diharapkan langsung balik ke dunia kerja. Sedang lulusan master berkelanjutan diperuntukkan bagi yang berkeinginan meneruskan pendidikannya ke jenjang doktor.
Pada tahun 2001 tepatnya dari tanggal 2 s.d. 16 Juni beberapa orang pejabat eselon II di lingkungan Departemen Agama pusat dan daerah mengunjungi Amerika Serikat, khususnya di negara bagian Virginia, guna melakukan studi banding di bidang pendidikan. Hasil studi banding telah dilaporkan kepada pimpinan Departemen Agama, namun kemungkinan sebagian kecil saja yang mengetahuinya. Bahkan peserta yang ikut melakukan studi banding mungkin lupa karena tertindih dengan berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan di unit masing-masing. Berikut ini saya coba untuk menuturkan kembali beberapa hal yang terkait dengan hasil studi banding tersebut.

Sekilas tentang sistem pendidikan di AS

Ada dua macam pendidikan di AS, yaitu negeri dan swasta; namun antara keduanya ada pendidikan di rumah. Karena tidak disebutkan dalam konstitusi, maka tanggung jawab pendidikan adalah pada negara bagian. Pengawasan pendidikan dilakukan oleh 3 pihak, yaitu federal, state, dan local control. Di tingkat lokal, pengawasan dilakukan oleh dewan sekolah, pengawas, sekolah kabupaten, orang tua, dan masyarakat. Tiap state atau negara bagian memiliki sistem pendidikan tersendiri, sehingga ada 50 macam sistem pendidikan di AS sesuai dengan jumlah negara bagian. Masing-masing mendelegasikan kekuasaannya kepada dewan sekolah. Karena itu kontrol pendidikan terletak pada sekolah dan masyarakat di kabupaten.

Tiap sekolah memiliki sistem pendidikan. Jika jumlah sekolah di AS ada 14.000, ini berarti ada 14.000 macam sistem pendidikan. Jumlah tersebut dari tahun ke tahun menurun. Pada tahun 1930 sebanyak 130.000 ribu, dan pada tahun 2000 tinggal 14.000. Jam belajar diatur setiap hari antara 6-7 jam, termasuk makan siang. Dalam setahun hari masuk sekitar 180-190 yang terbagi dalam 4 kuartal @ 9 minggu untuk SMU. Sedangkan tingkat SD-SLTP sehari antara 6-7 jam pelajaran @ 45-55 menit. Terkadang ada penjadwalan dengan waktu 90 menit yang disebut dengan (block(.

Kurikulum inti ditentukan oleh tiap state, terdiri dari: seni bahasa (menulis, ejaan, membaca), bahasa, sains, matematika, ilmu pengetahuan sosial, dan olah raga. Persyaratan lulusan ditentukan oleh tiap state, dan saat itu 34 states mengharuskan tes bagi siswa yang menghasilkan produk, jadi bukan tes tertulis. Produk tersebut antara lain berupa hasil riset dan dipresentasikan di depan kelas. Ebtanas tidak ada. Nampaknya, tidak ada satu sistem pendidikan tertentu yang harus dianut di AS.

Konsep pendidikan leadership dan management

Leadership dan management dibedakan karena fungsinya, yaitu: leadership berfungsi untuk melakukan perubahan, sedangkan management berfungsi untuk mengatasi kompleksitas atau mempertahankan status quo. Keduanya memiliki fungsi yang sama, yaitu: (a)menetapkan sesuatu yang harus dikerjakan, (b)membuat jaringan kerja dan hubungan guna mencapai tujuan, dan (c)berupaya meyakinkan agar orang mau melakukan pekerjaannya.

Konsep kebijakan

Kebijakan pendidikan dibuat oleh federal, state, dan sekolah tingkat kabupaten; dan dilaksanakan oleh superintendent atau pengawas. Nilai yang diperdebatkan di bidang pendidikan ada empat, yaitu: (a)persamaan, bahwa setiap anak mendapat kesempatan untuk belajar, (b)efisiensi, (c)otonomi, dan (d)berkualitas tinggi. Dukungan politik harus selaras agar tujuan pendidikan tercapai, dan filosofinya harus sama.

Penataan pendidikan

Penataan pendidikan dilakukan oleh 4 tingkat, yaitu: (a)lokal, terdiri dari dewan sekolah, superintendent, kepala sekolah, orang tua, dan masyarakat; (b)wilayah, terdapat di beberapa negara bagian saja (29 states) yang melakukan koordinasi dan jasa lain seperti konsultasi, SDM bidang kurikulum, pengajaran, evaluasi, dan diklat; (c)state, membuat peraturan sekolah dan membentuk dewan sekolah; dan (d)federal, yang memberikan dukungan keuangan, tetapi tidak ikut campur dalam kebijakan pendidikan. Sekolah swasta mengikuti aturan yang diberlakukan di sekolah negeri baik bidang kurikulum, kesejahteraan siswa, kesehatan, dan lain-lainnya.

Perbandingan sistem pendidikan di AS dan di Indonesia

Perbandingan yang jelas dari segi guru adalah di bidang persyaratan. Guru harus memiliki lisensi mengajar yang dikeluarkan oleh National Board for Professional Teaching Standards. Lisensi ini harus diperbarui setiap 5 tahun. Guru harus berpendidikan minimal S-1 di bidang mata pelajaran yang diajarkan, dan menguasai metode pembelajaran. Pembaruan lisensi dimaksudkan agar guru selalu mengikuti perkembangan dan menambah pengetahuannya. Ia harus mengambil course di perguruan tinggi yang mencapai 180 poin, atau ekivalen dengan 6 kredit.


Pendidikan di Indonesia
Pendidikan dalam bahasa Yunani berasal dari kata padegogik yaitu ilmu menuntun anak. Orang Romawi melihat pendidikan sebagai educare, yaitu mengeluarkan dan menuntun, tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa waktu dilahirkan di dunia. Bangsa Jerman melihat pendidikan sebagai Erziehung yang setara dengan educare, yakni : membangkitkan kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan atau potensi anak. Dalam bahasa Jawa, pendidikan berarti panggulawentah (pengolahan - Red), mengolah, mengubah kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran, kemauan dan watak, mengubah kepribadian sang anak.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendidikan berasal dari kata dasar didik (mendidik), yaitu : memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian : proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik. Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.

Dari pengertian-pengertian dan analisis yang ada maka bisa disimpulkan bahwa pendidikan adalah upaya menuntun anak sejak lahir untuk mencapai kedewasaan jasmani dan rohani, dalam interaksi alam beserta lingkungannya.

Dalam pendidikan terdapat dua hal penting yaitu aspek kognitif (berpikir) dan aspek afektif (merasa). Sebagai ilustrasi, saat kita mempelajari sesuatu maka di dalamnya tidak saja proses berpikir yang ambil bagian tapi juga ada unsur-unsur yang berkaitan dengan perasaan seperti semangat, suka dan lain-lain. Substansi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah membebaskan manusia dan menurut Drikarya adalah memanusiakan manusia. Ini menunjukan bahwa para pakar pun menilai bahwa pendidikan tidak hanya sekedar memperhatikan aspek kognitif saja tapi cakupannya harus lebih luas.

Bagaimana dengan pendidikan di Indonesia?
Apakah pendidikan di Indonesia memperhatikan permasalahan detail seperti ini? Inilah salah satu kesalahan terbesar metode pendidikan yang dikembangkan di Indonesia. Pendidikan kita sangat tidak memperhatikan aspek afektif (merasa), sehingga kita hanya tercetak sebagai generasi-generasi yang pintar tapi tidak memiliki karakter-karakter yang dibutuhkan oleh bangsa ini. Sudah 45 tahun Indonesia merdeka, dan setiap tahunnya keluar ribuan hingga jutaan kaum intelektual. Tapi tak kuasa mengubah nasib bangsa ini. Maka pasti ada yang salah dengan sistem pendidikan yang kita kembangkan hingga saat ini.

Kesalahan kedua, sistem pendidikan yang top-down atau dari atas kebawah. Freire menyebutnya dengan banking-system. Dalam artian peserta didik dianggap sebagai safe-deposit-box dimana guru mentransfer bahan ajar kepada peserta didik. Dan sewaktu-waktu jika itu diperlukan maka akan diambil dan dipergunakan. Jadi peserta didik hanya menampung apa yang disampaikan guru tanpa mencoba untuk berpikir lebih jauh tentang apa yang diterimanya, atau minimal terjadi proses seleksi kritis tentang bahan ajar yang ia terima. Dalam istilah bahasa arab pendidikan seperti ini dikatakan sebagai taqlid. Artinya menerima atau mengikuti apa saja yang dikatakan oleh para pendidik. Dan ini tidak sejalan dengan substansi pendidikan yang membebaskan manusia (Ki Hajar Dewantara).

Kesalahan ketiga, Saat ini terjadi penyempitan makna dari pendidikan itu sendiri ketika istilah-istilah industri mulai meracuni istilah istilah pendidikan. Di tandai dengan bergantinya manusia menjadi Sumber Daya Manusia (SDM).

Pendidikan di Amerika
Negara serikat atau federal yang dipilih Amerika Serikat (AS) juga tercermin dari sistem pendidikannya yang menganut desentralisasi melalui negara-negara bagian (states).
Penanggung jawab utama semua urusan pendidikan adalah departemen pendidikan yang berkedudukan di Washington. Sedang urusan sehari-hari diserahkan penuh pada tiap negara bagian.

Mirip dengan di Indonesia, selain pemerintah, swasta dan organisasi keagamaan juga diperkenankan mendirikan sekolah-sekolah. Jenjang sekolah yang mereka dirikan bervariasi dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Sekolah-sekolah swasta ini juga diperbolehkan menggunakan sistem pendidikan yang berbeda dengan yang digunakan negara bagian bersangkutan. Boarding school (sekolah asrama) adalah contoh jenis sekolah yang dibuka oleh swasta atau organisasi keagamaan.
Khusus mengenai pendidikan tinggi, pendidikan tinggi di AS dapat dibedakan menjadi College dan University. College umumnya –dengan beberapa perkecualian- lebih berfokus menyelenggarakan pendidikan program sarjana (undergraduate), sedangkan university menyelenggarakan baik sarjana (undergraduate) dan pasca sarjana (graduate). Di university istilah college menjadi mirip dengan fakultas. Sebagai contoh, di university akan kita temukan College of Engineering (Fakultas Teknik) atau College of Economics (Fakultas Ekonomi).
Meskipun demikian, seperti telah disebutkan sebelumnya, college di university ini hanya mengurusi program sarjana (undergraduate). Jadi jika ada calon mahasiswa asal Indonesia ingin mendaftar program Master Teknik Pertambangan, dia mesti berhubungan dengan Graduate College (Program Pasca Sarjana). Graduate college ini kemudian akan meneruskan lamaran ke Department of Mining Engineering yang selanjutnya akan dikembalikan lagi ke Graduate College untuk diputuskan apakah calon mahasiswa itu diterima atau tidak. Jika akhirnya diterima, mahasiswa tersebut akan terdaftar secara administratif di Graduate College dan secara akademis di Department of Mining Engineering.
Untuk program pasca sarjana, tidak semua universitas menawarkan program doktor. Beberapa diantaranya hanya menawarkan hingga jenjang master, terutama jika program itu ditujukan untuk mendidik lulusannya sebagai praktisi yang siap di dunia kerja. Program master ini juga ada 2 macam. Master terminal dan master berkelanjutan.
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, master terminal adalah program untuk menyiapkan lulusannya sebagai praktisi. Setelah selesai pendidikan, dia diharapkan langsung balik ke dunia kerja. Sedang lulusan master berkelanjutan diperuntukkan bagi yang berkeinginan meneruskan pendidikannya ke jenjang doktor.
Pada tahun 2001 tepatnya dari tanggal 2 s.d. 16 Juni beberapa orang pejabat eselon II di lingkungan Departemen Agama pusat dan daerah mengunjungi Amerika Serikat, khususnya di negara bagian Virginia, guna melakukan studi banding di bidang pendidikan. Hasil studi banding telah dilaporkan kepada pimpinan Departemen Agama, namun kemungkinan sebagian kecil saja yang mengetahuinya. Bahkan peserta yang ikut melakukan studi banding mungkin lupa karena tertindih dengan berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan di unit masing-masing. Berikut ini saya coba untuk menuturkan kembali beberapa hal yang terkait dengan hasil studi banding tersebut.

Sekilas tentang sistem pendidikan di AS

Ada dua macam pendidikan di AS, yaitu negeri dan swasta; namun antara keduanya ada pendidikan di rumah. Karena tidak disebutkan dalam konstitusi, maka tanggung jawab pendidikan adalah pada negara bagian. Pengawasan pendidikan dilakukan oleh 3 pihak, yaitu federal, state, dan local control. Di tingkat lokal, pengawasan dilakukan oleh dewan sekolah, pengawas, sekolah kabupaten, orang tua, dan masyarakat. Tiap state atau negara bagian memiliki sistem pendidikan tersendiri, sehingga ada 50 macam sistem pendidikan di AS sesuai dengan jumlah negara bagian. Masing-masing mendelegasikan kekuasaannya kepada dewan sekolah. Karena itu kontrol pendidikan terletak pada sekolah dan masyarakat di kabupaten.

Tiap sekolah memiliki sistem pendidikan. Jika jumlah sekolah di AS ada 14.000, ini berarti ada 14.000 macam sistem pendidikan. Jumlah tersebut dari tahun ke tahun menurun. Pada tahun 1930 sebanyak 130.000 ribu, dan pada tahun 2000 tinggal 14.000. Jam belajar diatur setiap hari antara 6-7 jam, termasuk makan siang. Dalam setahun hari masuk sekitar 180-190 yang terbagi dalam 4 kuartal @ 9 minggu untuk SMU. Sedangkan tingkat SD-SLTP sehari antara 6-7 jam pelajaran @ 45-55 menit. Terkadang ada penjadwalan dengan waktu 90 menit yang disebut dengan (block(.

Kurikulum inti ditentukan oleh tiap state, terdiri dari: seni bahasa (menulis, ejaan, membaca), bahasa, sains, matematika, ilmu pengetahuan sosial, dan olah raga. Persyaratan lulusan ditentukan oleh tiap state, dan saat itu 34 states mengharuskan tes bagi siswa yang menghasilkan produk, jadi bukan tes tertulis. Produk tersebut antara lain berupa hasil riset dan dipresentasikan di depan kelas. Ebtanas tidak ada. Nampaknya, tidak ada satu sistem pendidikan tertentu yang harus dianut di AS.

Konsep pendidikan leadership dan management

Leadership dan management dibedakan karena fungsinya, yaitu: leadership berfungsi untuk melakukan perubahan, sedangkan management berfungsi untuk mengatasi kompleksitas atau mempertahankan status quo. Keduanya memiliki fungsi yang sama, yaitu: (a)menetapkan sesuatu yang harus dikerjakan, (b)membuat jaringan kerja dan hubungan guna mencapai tujuan, dan (c)berupaya meyakinkan agar orang mau melakukan pekerjaannya.

Konsep kebijakan

Kebijakan pendidikan dibuat oleh federal, state, dan sekolah tingkat kabupaten; dan dilaksanakan oleh superintendent atau pengawas. Nilai yang diperdebatkan di bidang pendidikan ada empat, yaitu: (a)persamaan, bahwa setiap anak mendapat kesempatan untuk belajar, (b)efisiensi, (c)otonomi, dan (d)berkualitas tinggi. Dukungan politik harus selaras agar tujuan pendidikan tercapai, dan filosofinya harus sama.

Penataan pendidikan

Penataan pendidikan dilakukan oleh 4 tingkat, yaitu: (a)lokal, terdiri dari dewan sekolah, superintendent, kepala sekolah, orang tua, dan masyarakat; (b)wilayah, terdapat di beberapa negara bagian saja (29 states) yang melakukan koordinasi dan jasa lain seperti konsultasi, SDM bidang kurikulum, pengajaran, evaluasi, dan diklat; (c)state, membuat peraturan sekolah dan membentuk dewan sekolah; dan (d)federal, yang memberikan dukungan keuangan, tetapi tidak ikut campur dalam kebijakan pendidikan. Sekolah swasta mengikuti aturan yang diberlakukan di sekolah negeri baik bidang kurikulum, kesejahteraan siswa, kesehatan, dan lain-lainnya.

Perbandingan sistem pendidikan di AS dan di Indonesia

Perbandingan yang jelas dari segi guru adalah di bidang persyaratan. Guru harus memiliki lisensi mengajar yang dikeluarkan oleh National Board for Professional Teaching Standards. Lisensi ini harus diperbarui setiap 5 tahun. Guru harus berpendidikan minimal S-1 di bidang mata pelajaran yang diajarkan, dan menguasai metode pembelajaran. Pembaruan lisensi dimaksudkan agar guru selalu mengikuti perkembangan dan menambah pengetahuannya. Ia harus mengambil course di perguruan tinggi yang mencapai 180 poin, atau ekivalen dengan 6 kredit.


Pendidikan di Indonesia
Pendidikan dalam bahasa Yunani berasal dari kata padegogik yaitu ilmu menuntun anak. Orang Romawi melihat pendidikan sebagai educare, yaitu mengeluarkan dan menuntun, tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa waktu dilahirkan di dunia. Bangsa Jerman melihat pendidikan sebagai Erziehung yang setara dengan educare, yakni : membangkitkan kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan atau potensi anak. Dalam bahasa Jawa, pendidikan berarti panggulawentah (pengolahan - Red), mengolah, mengubah kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran, kemauan dan watak, mengubah kepribadian sang anak.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendidikan berasal dari kata dasar didik (mendidik), yaitu : memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian : proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik. Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.

Dari pengertian-pengertian dan analisis yang ada maka bisa disimpulkan bahwa pendidikan adalah upaya menuntun anak sejak lahir untuk mencapai kedewasaan jasmani dan rohani, dalam interaksi alam beserta lingkungannya.

Dalam pendidikan terdapat dua hal penting yaitu aspek kognitif (berpikir) dan aspek afektif (merasa). Sebagai ilustrasi, saat kita mempelajari sesuatu maka di dalamnya tidak saja proses berpikir yang ambil bagian tapi juga ada unsur-unsur yang berkaitan dengan perasaan seperti semangat, suka dan lain-lain. Substansi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah membebaskan manusia dan menurut Drikarya adalah memanusiakan manusia. Ini menunjukan bahwa para pakar pun menilai bahwa pendidikan tidak hanya sekedar memperhatikan aspek kognitif saja tapi cakupannya harus lebih luas.

Bagaimana dengan pendidikan di Indonesia?
Apakah pendidikan di Indonesia memperhatikan permasalahan detail seperti ini? Inilah salah satu kesalahan terbesar metode pendidikan yang dikembangkan di Indonesia. Pendidikan kita sangat tidak memperhatikan aspek afektif (merasa), sehingga kita hanya tercetak sebagai generasi-generasi yang pintar tapi tidak memiliki karakter-karakter yang dibutuhkan oleh bangsa ini. Sudah 45 tahun Indonesia merdeka, dan setiap tahunnya keluar ribuan hingga jutaan kaum intelektual. Tapi tak kuasa mengubah nasib bangsa ini. Maka pasti ada yang salah dengan sistem pendidikan yang kita kembangkan hingga saat ini.

Kesalahan kedua, sistem pendidikan yang top-down atau dari atas kebawah. Freire menyebutnya dengan banking-system. Dalam artian peserta didik dianggap sebagai safe-deposit-box dimana guru mentransfer bahan ajar kepada peserta didik. Dan sewaktu-waktu jika itu diperlukan maka akan diambil dan dipergunakan. Jadi peserta didik hanya menampung apa yang disampaikan guru tanpa mencoba untuk berpikir lebih jauh tentang apa yang diterimanya, atau minimal terjadi proses seleksi kritis tentang bahan ajar yang ia terima. Dalam istilah bahasa arab pendidikan seperti ini dikatakan sebagai taqlid. Artinya menerima atau mengikuti apa saja yang dikatakan oleh para pendidik. Dan ini tidak sejalan dengan substansi pendidikan yang membebaskan manusia (Ki Hajar Dewantara).

Kesalahan ketiga, Saat ini terjadi penyempitan makna dari pendidikan itu sendiri ketika istilah-istilah industri mulai meracuni istilah istilah pendidikan. Di tandai dengan bergantinya manusia menjadi Sumber Daya Manusia (SDM).

Selasa, 15 Maret 2011

TOEFL

The TOEFL is the product of the Educational Testing Service (ETS). TOEFL, pronounced "toe-full", evaluates the potential success of an individual to use and understand standard American English at a college level.
TOEFL is required for non-native applicants at many US and other English-speaking colleges and universities. It is a standardized test of English for academic purposes, and is commonly used in university programs as a benchmark of proficiency in English for entrance requirements.
The Test of English as a Foreign Language (TOEFL) is widely used by colleges and universities, scholarship agencies, and professional licensing organizations to assess English language proficiency.
Four skills are tested in TOEFL: Listening, Structure, Reading, and Writing. In the near future, Speaking will be added and Structure dispensed with. The test itself takes approximately four hours including the (required) computer tutorial.
TOEFL stands for Test Of English as a Foreign Language. The TOEFL was introduced in the 1960ies by ETS — Educational Testing Services. Now, almost 800,000 people take the TOEFL exam every year worldwide.
You probably know that a growing number of universities and colleges offer courses and academic study programs in English so if you want to enrol in one of them you must have a good command of the English language. This is where the TOEFL comes into play. It is the most widely used academic English proficiency test in the world. Thousands of colleges and universities use the TOEFL to test and evaluate the English language competency of their students and academic personnel.
In addition, many government agencies, sponsoring institutions and other authorities require TOEFL scores.
The TOEFL test measures English language proficiency in these three disciplines: reading, listening and writing. In most regions of the world you can take the TOEFL on a computer (CBT: Computer-Based Test) somewhere near your home. In areas with limited access to computer-based testing facilities you can take a paper-and-pencil version of the test.

kesimpulan :
TOEFL adalah singkatan dari Test Of Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing. TOEFL diperkenalkan di tahun 1960 oleh ETS - Educational Testing Services. Sekarang, hampir 800.000 orang mengambil ujian TOEFL setiap tahun di seluruh dunia. TOEFL adalah produk dari Educational Testing Service (ETS). TOEFL mengevaluasi potensi keberhasilan seorang individu untuk menggunakan dan memahami bahasa Inggris standar Amerika di tingkat perguruan tinggi. TOEFL diperlukan untuk pelamar non-asli di Amerika dan banyak digunakan oleh perguruan tinggi untuk mengetahui sejauh mana kemampuannya dalam bahasa inggris. TOEFL digunakan untuk tes standar bahasa Inggris untuk tujuan akademik, dan umumnya digunakan dalam program universitas sebagai patokan kemahiran dalam bahasa Inggris untuk persyaratan masuk. Empat keterampilan diuji dalam TOEFL: Listening, Struktur, Membaca, dan Menulis. Dalam waktu dekat, Berbicara akan ditambahkan dan Struktur ditiadakan. Tes itu sendiri berlangsung sekitar empat jam, termasuk komputer (wajib) tutorial.

Rabu, 05 Januari 2011

Complaint Letter

An effective complaint letter is short and to the point and includes documentation. Written correctly it can also help make your voice heard and achieve your goals.

How to write a complaint letter that gets results
Keep in mind that most errors are unintentional
and realize that most businesses and organizations want to address and clear up complaints quickly in order to have satisfied customers or members.

Address your letter to a specific person
Letters addressed to "Dear Sir" or "To Whom it May Concern" are not as effective and will likely not reach the right person. Call ahead and ask for the name of the manager and his or her administrative assistant. Writing to the assistant may ensure your letter reaches the manager.

Begin your letter on a positive tone
Consider how you'd react if an angry customer approaches you and shouts obscenities versus someone who smiles who begins the conversion with compliments.

Be brief
Keep your complaint letter to one page, and write short paragraphs rather than long ones.

Be honest and straightforward
Include sufficient detail to back up your claim and to show that you have thoroughly researched the subject. However, omit irrelevant details.

Maintain a firm but respectful tone, and avoid aggressive, accusing language
Keep your complaint letter concise and professional.

Send only photocopies of receipts and other documents, and retain all originals
Keep a copy of the complaint letter for your records.

Get other signatures
In many cases, you can increase the effectiveness of your letter by getting several others to sign it with you. This is particularly the case when trying to influence or change legislation, denouncing material from the media, and so forth.

Do not threaten!
If a company has repeatedly given you bad service and refuses to correct the situation and you feel that your only recourse is to pursue legal action, voice your feelings in a tactful but firm way. However, don't threaten legal action unless you are willing to follow through with it.

Avoid making generalizations
about the company or organization if your complaint letter focuses on a single individual.

Use tact, and be direct, but respectful
If you need to make a complaint to or about people that you will still have contact with on a regular basis, your complaint needs to accomplish its purpose without destroying the relationship.

Include your contact information
Include your name, address, phone number, and e-mail address, if desired, so that the person(s) can reach you to discuss any questions or concerns.

If a first letter does not bring action, assume a stronger but still respectful tone in the next one.
If two or three letters do not resolve the problem, send one to the president or CEO of the company or entity. In each case, be firm but polite.



With a well-written complaint letter you can:
• Clearly make your complaint to the person(s) involved.
• State plainly and directly your reason(s) for making the complaint.
• Indicate what the reader can or should do to address your complaint, and specify how long you are willing to wait to have your complaint resolved. (Be reasonable.)
• Communicate clearly, but respectfully, that you are dissatisfied with the service you have received.
• Explain why your suggestion or request for retribution should be granted (if you made one).
• Make your concerns known to politicians and bureaucrats. (Note: Your letter is more likely to be answered if you discuss specific concerns rather than political issues.)

Writing complaints letters - examples of how to write good complaints letters

Additional UK Consumer Protection Regulations became effective on 26 May 2008.
Whether you are are complaining as a consumer or responding to consumer complaints, these far-reaching new regulations which might affect your position.
Here is a summary of these regulations and their implications.
Here are simple tips, templates and examples for writing good complaints letters. This approach to complaints letter-writing is effective for private consumers and for business-to-business customers who seek positive outcomes from writing letters of complaint. The principles apply to complaints emails and phone calls too, although letters remain generally the most reliable and effective way to complain, especially for serious complaints.
Effective complaints letters (and any other way of complaining) should be:
• concise
• authoritative
• factual
• constructive
• friendly
Imagine you are the person receiving customers' letters of complaints. This helps you realise that the person reading your letter is a real human being with feelings, trying to do their job to the best of their abilities. Your letter should encourage them to respond positively and helpfully to the complaint. No matter how mad you feel, aggression and confrontation does not encourage a helpful reaction to complaints.
Good complaints letters with the above features tend to produce better outcomes:
• Concise letters can be understood quickly.
• Authoritative letters - letters that are well written and professionally presented - have more credibility and are taken more seriously.
• Factual letters enable the reader to see immediately the relevant details, dates, requirements, etc., and to justify action to resolve the complaint.
• Constructive letters - with positive statements, suggesting positive actions - encourage action and quicker decisions.
• Friendly letters - with a considerate, cooperative and complimentary tone - are prioritised because the reader responds positively to the writer and wants to help.
These complaints methods are based on cooperation, relationships, constructive problem-solving, and are therefore transferable to phone and face-to-face complaints.
See the customer service code of practice and tips, to understand more about the organization's view of complaints handling.
What are the tips and secrets of effective complaints letter writing?
(Please note that UK English tends to prefer the spelling ISE in words such as apologise, organise, etc., whereas US English prefers IZE. Obviously in your letters use the appropriate spelling for your particular audience.)







Complaint Letter Example
in Complaint Letters
From:
Anne Rice
689, Park View Apartments
New Jersey
To:
Mr. Thomas Morgan
Customer Service Manager
ABC Company
New Jersey
23rd June, 2008.
Ref: Defective product
Dear Mr. Morgan,
I had bought the XYZ Baking Product, receipt number 123445 from your Company on 20th June. I regret to inform you that the product is defective and my numerous verbal complaints to your personnel have yielded no results.
I request you to either replace the product with a functioning new product or refund my money within one week.
I have never been let down by any of your products in the past and I look forward to your immediate action on this occasion.
I am enclosing a copy of the Receipt to help you initiate immediate action.
Thanking You,
Sincerely,
Anne Rice